Minggu, 15 November 2009

seleksi, orientasi, dan sosialisasi pegawai

A. SELEKSI
Seleksi adalah kegiatan menentukan dan memilih tenaga kerja yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Seleksi bertujuan memutuskan apakah seorang pelamar diterima bekerja atau tidak. Proses seleksi tergantung pada tiga masukan penting:
• Informasi analisis jabatan
• Rencana SDM
• Rekrutmen

Criteria Dasar Seleksi Tenaga Kerja
1. Berpedoman pada laporan analisis pekerjaan, rencana, dan rekrutmen tenaga kerja
2. Efektif dan efisien dalam alokasi waktu, dana, tenaga, dan lain-lain
3. Memperhatikan ketentuan yang berlaku, swasta atau pemerintah
4. Dilaksanakan objektif dan jujur
5. Professional

Prosedur dalam proses seleksi
1. Seleksi persyaratan administrasi. Pengisian formulir dan persyaratan tertentu sebagai lampiran surat lamaran
2. Seleksi pengetahuan umum. (a) berhubungan dengan ruang lingkup perusahaan/organisasi, (b) berhubungan dengan kenegaraan
3. Seleksi psikologi. Untuk mengetahu keadaan dan kesanggupan calon tenaga kerja terhadap kemungkinan dalam memangku jabatan/pekerjaan
4. Wawancara. Untuk mencari dan mendapatkan masukan yang mendalam mengenai motif, harapan dan keinginan pelamar kerja. Harus diusahakan agar pelamar kerja berbicara banyak mengenai dirinya. Pewawancara harus menyiapkan pertanyaan didasarkan pada kualifikasi pendidikan dan pengalaman calon pekerja
5. Pemberian referensi
6. Uji kesehatan fisik

Langkah khusus proses seleksi
1. Wawancara pendahuluan
2. Formulir lamaran
3. Pemeriksaan referensi
4. Tes psikologis
5. Wawancara penempatan
6. Persetujuan penyelia
7. Ujian kesehatan jasmani
8. Orientasi

B. ORIENTASI
Definisi Orientasi:
Cascio : Pengakraban dan penyesuaian dengan situasi dan lingkungan (1995:239)
Decenzo&Robin : Aktivitas yang melibatkan pengenalan karyawan baru kepada organisasi dan unit kerja mereka (1994: 230-231)
Werther&Davis : Mengakrabkan karyawan dengan peran, organisasi, kebijakan, organisasi, dan karyawan lain

Kesimpulannya, orientasi adalah pengenalan dan adaptasi terhadap suatu situasi atau lingkungan. Dalam praktek, orientasi hanya berupa indoktrinasi terhadap filosofi, kebijakan, dan peraturan organisasi yang bersangkutan.
Program orientasi maksudnya adalah memperkenalkan karyawan baru dengan tugasnya, dengan organisasi, dengan karyawan lain. Orientasi menjelaskan hal penting mengenai organisasi, karena karyawan baru perlu mengetahuinya.

Tujuan Orientasi:
1. Memperkenalkan karyawan baru dengan ruang lingkup tempat bekerja dan kegiatannya
2. Memberi informasi tentang kebijakan yang berlaku
3. Menghindarkan kemungkinan timbul kekacauan yang dihadapi karyawan baru, atau pekerjaan yang diserahkan padanya
4. Memberi kesempatan karyawan baru menanyakan hal yang berhubungan dengan pekerjaannya

Langkah Orientasi
1. Penyuluhan pendahuluan
2. Penunjukan tempat tertentu
3. Mengadakan pertemuan kelas
4. Pengenalan dengan karyawan lama.

Program orientasi
• Karyawan baru memerlukan informasi khusus dalam tiga area:
• Standar organisasi, harapan, norma, tradisi, dan kebijakan
• Tingkah laku social, antara lain iklim kerja
• Aspek teknik dari pekerjaan

Hal-hal yang harus dihindari dalam orientasi
• Setelah memenuhi syarat yang ditentukan, departemen memberi ucapan selamat dating, yang bersifat basa-basi kemudian mereka diarahkan langsung oleh pengawasnya
• Orientasi yang sangat cepat dan karyawan langsung bekerja
• Tugas karyawan baru adalah melaksanakan tugas yang signifikan yang seharusnya bermaksud untuk menganjurkan dari bawah atau awal
• Memberi banyak informasi terlalu cepat merupakan pendekatan bahaya yang akan menyebabkan karyawan merasa sangat terbebani dan kelelahan

Manfaat program orientasi
• Mengurangi perasaan diasingkan, kecemasan, dan kebimbangan karyawan. Mereka dapat merasa menjadi bagian organisasi lebih cepat, mereka lebih yakin dan lebih senang. Karyawan yang menerima orientasi cukup, mempunyai harapan jabatan lebih realistis. Akibatnya karyawan baru memerlukan lebih sedikit perhatian dari teman kerjanya atau pengawas, bekerja lebih baik dan kemungkinan besar tidak ada yang mengundurkan diri minta berhenti.
• Membantu seseorang memahami aspek social, teknis dan kebudayaan tempat kerja
• Membantu mempercepat proses sosialisasi dan penerimaan menjadi kerja sama dalam kelompok

Tanggung jawab terhadap orientasi
Tanggung jawab dibagi antara bagian kepegawaian dan pengawas langsung. Bagian kepegawaian memperkenalkan karyawan mengenai masalah dan manfaat organisasi yang luas. Pengaawas menangani pengenalan dan pelatihan di tempat kerja dan membantu karyawan menyesuaikan dengan kelompok kerja. Keduanya bertanggung jawab untuk melihat bahwa karyawan:
• Tidak terlalu banyak informasi untuk dimengerti dalam waktu singkat
• Tidak hanya diberi tugas kasr yang mengecilkan hati, minat jabatan dan loyalitas organisasi
• Tidak terlalu banyak dibebani formulir untuk diisi dan buku pedoman untuk dibaca
• Tidak dipaksa dalam jabatan dengan orientasi yang kurang lengkap
• Tidak dipaksa mengisi celah antara orientasi yang luas oleh bagian kepegawaian dan orientasi yang sempit pada tingkat bagian

Tindak lanjut orientasi
Tindak lanjut dibutuhkan karena ssering karyawan baru enggan mengakui bahwa mereka melupkanan apa yang telah diberitahukan pada saat orientasi.

Evaluasi program orientasi
Program orientasi sebaiknya dikaji ulang setiap tahunnya, untuk melihat apakah program berhasil dijalankan dan dapat membuat kemajuan di masa yang akan dating. Untuk meningkatkan hasil orientasi, umpan balik yang kompherensif dibutuhkan dari setiap individu yang terlibat dan ikut serta dalam program orientasi. Umpan balik dilakuakan dengan berbagai cara, antara lain diskusi dengan karyawan baru setelah melewati masa satu tahun, wawancara dengan karyawan dan pengawasa yang dipilih secara acak dengan menyebarkan kuosioner.

C. SOSIALISASI
Pengertian sosialisasi:
Werther & Davis : Sosialisasi adalah proses berjalan dimana dengan sosialisasi, karyawan baru akan dapat memahami dan menerima nilai, norma dan menumbuhkan kepercayaan dalam organisasi.

Proses sosialisasi diperlukan karena terdapat perbedaan antara kepribadian individu karyawan dan budaya atau nilai organisasi. Hal tersebut membutuhkan persesuaian melalui proses sosialisasi. Proses sosialisasi efektif dapat mempercepat waktu penyesuaian karyawan dengan budaya organisasi. Proses sosialisasi membantu organisasi mempertemukan kebutuhannya akan karyawan baru yang produktif, tempat bertemunya budaya organisasi dengan kepribadian individu melalui metode formal, seperti program orientasi dan program informal lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa karyawan baru akan cemas terhadap peranannya, oleh sebab itu mereka dimotovasi untuk mempelajarinya secara tepat akan dapat menjadi anggota organisasi baru.

Penempatan karyawan
• Penematan : penugasan atau penugasan kembali karyawan pada pekerjaan atau jabatan baru
• Promosi : perpindahan karyawan dari suatu jabatan ke posisi lain dengan gaji, tanggung jawab dan atau jenjang organisasi yang lebih tinggi. Dua jeniss promosi: (a) promosi berdasarkan prestasi (b) promosi berdasarkan senioritas
• Mutasi : perpindahan karyawan dari suatu jabatn ke posisi lain dengan gaji, tanggung jawab dan atau jenjang organisasi yang relative sama
• Demosi : perpindahan karyawan dari suatu jabatan ke posisi lain dengan gaji, tanggung jawab dan atau jenjang organisasi yang lebih rendah.



Sumber :
Sedarmayanti. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen pegawai Negeri Sipil. Bandung: Refika Aditama

2 komentar:

  1. Terimakasih andah sudah membagikan ilmu kpd saya maupun yang lainnya, semoga bermanfaat dan berguna bagi kita semua

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus